Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

√ 10 Pengertian Karya Sastra Menurut Para Ahli : Ciri, Jenis, Unsur

karya-sastra
karya sastra

Faktasantuy - Karya sastra adalah?. Pada hari ini kita akan membahas karya sastra indonesia. Nah apa itu pengertian karya sastra? apa perbedaan arti prosa dengan puisi? Silakan teman-teman simak pengertian karya sastra indonesia berikut ini ya.

Baca juga: Seloka adalah

Pengertian Sastra Indonesia

Dalam garis besar sastra diartikan sebagai bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dengan gaya penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati pembacanya. Terkadang seringkali orang tidak mengerti apa yang di maksud dengan sasta, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa. Di dalam sastra Indonesia ada banyak  bagian-bagianya. Secara umum  sastra indonesia terbagi  menjadi dua jenis yaitu sastra lama dan sastra baru/modern. Adapun contoh dari sastra Indonesia seperti puisi, cerpen, novel, pantun, gurindam prosa dan sebagai nya dan di antara  jenis-jenis karya sastra tersebut  memiliki ciri masing-masing, dan tidak bisa di katakan sama. 

Baca juga: penokohan adalah

Sastra diartikan sebagai kata pinjaman dari literatur Sanskerta, yang mana berarti teks yang mengandung instruksi ataupun pedoman, dari arti kata śās-(instruksi) dasar ataupun mengajar. 

Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

  1. Ahmad Badrun, diartikan sebagai kegiatan seni yang menggunakan bahasa dan simbol lainnya garis sebagai alat, dan imajinatif.
  2. Mursal Esten, berupa pengungkapan sastra fakta sebagai ungkapan artistik dan imajinatif kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai media dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
  3. Engleton, sebutan sastra atau tulisan yang halus (letters belle) dicatat dalam bentuk bahasa kerja. Dalam kehidupan sehari-hari ada berbagai cara dengan yang dipadatkan bahasa, didalamkan, tersusun, dan diterbalikkan dipanjangtipiskan, membuat aneh.
  4. Panuti Sudjiman, diartikan sebagai sebuah karya sastra lisan yang memiliki berbagai karakteristik atau tulisan keunggulan seperti keorisinalan, kesenian, keindahan dalam isi, dan ungkapannya.
  5. Tarin, sastra berupa suatu obyek dari gejolak emosional penulis dalam mengungkapkan, seperti perasaan sedih, frustasi, gembira, dan sebagainya.
  6. Suyitno, diartikan sebagai sesuatu yang imajinatif, kreatif juga fiktif dan harus melayani dapat dipertanggungjawabkan.
  7. Damono, diartikan sebagai suatu tampilan gambaran, dan kehidupan itu sendiri adalah realitas sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar-masyarakat, antar-masyarakat dan individu, interpersonal, dan antar peristiwa terjadi dalam batin seseorang.
  8. Saini,  diartikan sebagai suatu pengalaman ekspresi pribadi manusia yang berupa, pikiran, perasaan, ide, semangat, iman, dalam bentuk gambar yang membangkitkan tarik beton dengan alat bahasa.
  9. Sumarno, berupa sebuah pengalaman ekspresi pribadi manusia berupa, pikiran, perasaan, ide, semangat, iman, dalam bentuk gambar yangmembangkitkan tarik beton dengan alat bahasa.
  10. Semi, diartikan sebagai suatu bentuk kreatif dan hasil pekerjaanseni siapa objek adalah bahasa manusia dan kehidupannya menggunakan sebagai media.
  11. Sumardjo dan Sumaini, mendefinisikan sastra sebagai berikut:

  • Sastra sebagai seni bahasa
  • Sastra adalah ekspresi spontan perasaan yang mendalam.
  • Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa
  • Sastra adalah kehidupan disegel bentuk dalamsebuah inspirasi dari keindahan.
  • Sastra adalah semua buku yang berisi perasaankemanusiaan kebenaran yang benar dan bermoral kesucian
  • dengansentuhan, luas pandang dan bentuk yang mempesona.

Ciri karya sastra

Adapun beberapa ciri-ciri karya sastra, yaitu sebagai berikut:

  1. Memiliki bahasa yang indah atau tertata dengan baik.
  2. Isinya terdiri dari gambaran manusia dengan berbagai persoalannya.
  3. Gaya penyajiannya menarik sehingga memiliki kesan di hati pembacanya

Sejarah Sastra Indonesia

Adapun sejarah sastra indonesia sesuai dengan pembabakan waktu sejarah sastra Indonesia, yaitu  sebagai berikut:

1. Masa Kelahiran (1900-1945) dibagi menjadi:

  • Periode awal sampai dengan tahun 1933
  • Periode tahun 1933-1942
  • Periode tahun 1942-1945.

2. Masa Perkembangan (1945-sekarang) dibagi menjadi:

  1. Periode tahun 1945-1953
  2. Periode tahun 1953-1961
  3. Periode tahun 1961- sekarang.

Periode sastra angkatan balai pustaka(1900-1933)

a. Pada tahun 1848 Saat pemerintah jajahan Belanda mendapat kekuasaan dan Raja mempergunakan uang sebanyak f25.000 untuk keperluan sekolah.  Sekolah itu didirikan khusus untuk anak-anak putera.nDidirikanya sekolah banyak orang yang memiliki kegemaran membaca dan menulis, sampai timbul orang berbakat yang mulai menulis berbagai rupa-rupa karangan.

b. Surat-surat kabar yang dicetak baik dalam bahasa Belanda maupun dalam bahasa Melayu yang tersebar luas di Melayu, Jakarta dan kota yang lain. Saat abad ke-19 di Surabaya terbit surat kabar Bintang Timoer (1862), dan di Padang terbit Pelita Ketjil (1882), lalu di Jakarta terbit Bianglala (1867). 

c. Pada tahun 1900 terdapat surat kabar yang memuat karangan yang bersifat Sastra. Dan pada awal abad 20 di Bandung terdapat surat kabar Medan Prijaji yang memuat cerita-cerita bersambung yang berbentuk Roman. Salah sat yang ang sangat menarik yaitu sebuah roman yang berjudul Hikayat Siti Mariah yang ditulis H.Moekti.

d. Raden Mas (Djoko Nomo) Tirto Adhisarjo (1875-1916) pemimpin redaksi Medan Prijaji menulis dua buah cerita roman dengan judul Bosuno (1910) dan Nyai Permana (1912). Lalu seorang wartawan bernama Mas Marco Martodikromo, kemudian menerbitkan beberapa buah roman yaitu Mata Gelap (1914), Studen Hijau (1919), Syair Rempah-rempah (1919), dan Rasa Merdeka (1924)

e. Semaun menulis sebuah roman dengan judul Hikayat Kadiroen (1924) yang dilarang beredar oleh pemerintah karena mereka berpaham kearah kiri yang sifat-sifat dan isi karangan-karangan semacam itu banyak menghasut rakyat untuk berontak, maka karangan-karangan tersebut disebut “Bacaan Liar”, begitu pula dengan pengarangnya disebut “Pengarang liar”.

f. G.Francis menulis kisah Nyai Dasima (1896). 

g. Multatuli merupakan nama samaran dari Edward Douwes Dekker (1820-1887) yang berarti “Aku Telah Banyak Menderita”. Yang menjadi pegawai pemerintah jajahan di Indonesia. Pada tahun 1908 didirikanlah sebuah Komisi Bacaan Rakyat (Commissie Voor de Inlandsche School en Volkslectuur) yang berubah menjadi kantor Bacaan Rakyat (Kantoor Voor de Volkstectuur) pada tahun 1917 atau Balai Pustaka.

h. Pada tahun terbit roman pertama dalam Bahasa Sunda yang dikarang D.K. Ardiwinata (1866-1947) dengan judul Baruang Ka Nu Ngarora (Racun Bagi Para Muda). Pada tahun 1918 terbitlah cerita Si Jamin dan Si Johan yang disadur Merari Seregar dari Jan Smees karangan J. Van Maurik. Dua tahun kemudian terbit roman pertama dalam bahasa Indonesia berjudul Azab dan Sengsara Seorang Anak Gadis (1920) karya Merari Siregar yang diterbitkan oleh Balai Pustaka. Kemudian roman Marah Rusli berjudul Sitti Nurbaya (1922), kemudian disusul Muda Teruna (1922) karangan M. Kasim.

Sajak-sajak Yamin dan Rustam Effendi

a. sebuah sajak sembilan seuntai dengan Muhammad Yamin yang berjudul Tanah Air yang dimuat dalam majalah Jong Sumatra tahun 1920. 

b. Sekitar tahun 1920 hingga 1922 Yamin banyak menulis sajak-sajak lirikan. Yang banyak berupa pujian-pujian terhadap tanah air dan bahasa bundanya sebuah sejarahnya yang berjudul “Bahasa Bangsa”melukiskan perasaannya tentang “Tiada bahasa, bangsa pun hilang”.

c. Pada tahun 1922 sajak Tanah Air yang awalnya terdiri dari tiga bait dan dimuat dalam Jong Sumatra 1920 itu, kemudian diterbitkan bersama tambahannya menjadi sebuah buku kecil. Dengan judul Tanah Air yang dipersembahkan penyairnya untuk menyonsong peringatan 5 tahun berdirinya perkumpulan “Jong Sumatra Bond”.

d. Yamin lahir di Sawahlunto pada tanggal 23 Agustus 1903 dan meninggal di Jakarta tanggal 26 Oktober 1962. Diluar menulis sajak, ia pun banyak menulis drama yang berlatar belakang sejarah, antara Ken Arok dan Ken Dedes (1934) dan Kalau Dewi Tara Sudah Berkata ……….. (1932).

e. Roestam Effendi (1902) seorang penyair yang sezaman dengan Yamin yang menyadari akan tugasnya untuk berjuang guna kemerdekaan bangsanya. Ia menulis dua buah buku dengan judul Bebasari (1924) dan Percikan Permenungan (1926). Bebasari adalah sebuah drama bersajak mengisahkan perjuangan seorang pemuda yang membebaskan kekasihnya dari cengkraman keserakahan seorang raksasa raksasa. Drama ini diartikan sebagai sebuah perlambang/simbolik dari cita-cita pengarangnya. Terlihat jelas dari judulnya yang mengandung perkataan “bebas” maksud dari kekasih yang hendak dibebaskan si pemuda merupakan perlambang tanah air yang berada di tangan penjajah.

Perbedaan karya sastra lama dengan karya sastra baru

Karya Sastra telah muncul sejak sangat lama, dan karena adanya perkembangan, timbullah karya sastra baru atau modern. Tentunya terdapat perbedaan antara karya sastra lama dan karya sastra baru/modern. Berikut perbedaanya.

Adapun beberapa ciri Karya Sastra Lama

  1. Bentuknya berupa puisi yang terikat seperti pantun, hikayat, syaie, mite, legenda, dongen.
  2. Menggunakan Bahasa Melayu, Bahasa Arab, dan Bahasa Daerah.
  3. Temanya cenderung kaku, dan bersifat istanasentris, dan berupa mistis
  4. Latar Belakang Penciptaan dipengaruhi oleh kesastraan hindu, islam, budaya tradisional, dan sifat karyanya bersifat Anonim (milik masyarakat).
  5. Perkembangannya secara statis serta disampaikan lisan secara turun temurun.

Adapun beberapa Ciri Karya Sastra Baru/Modern

  1. Bentuknya berupa puisi bebas dan kontemporer, seperti cerpen, novel sastra, dram Indonesia.
  2. Menggunakan bahasa keseharian dan sering dimasuki bahasa asing kreatif.
  3. Bertema kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan modern, pergaulan remaja, dan lain sebagainya.
  4. latar belakang penciptaan dipengaruhi oleh kesusastraan barat, Budaya industri modern, hak cipta pengarang individu.
  5. Perkembangannya bersifat dinamis dengan melalui media cetak dan audiovisual.

Fungsi Sastra

Adapun beberapa fungsi dari sastra, yaitu sebagai Berikut:

  1. Fungsi rekreatif, memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
  2. Fungsi didaktif, mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai – nilai yang terkandung di dalamnya.
  3. Fungsi estetis, memberikan keindahan penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
  4. Fungsi moralitas, memberikan pengetahuan kepada pembaca/ penikmatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral tinggi.
  5. Fungsi religius,  guna menghadirkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.

Jenis Jenis Sastra

1. Prosa, prosa adalah seni sastra yang dijabarkan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan cenderung tidak terikat oleh irama, diksi, rima, kemerduan bunyi atau kaidah serta pedoman kesusastraan lainnya. Sering digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena prosa bisa digunakan untuk menulis surat kabar, majalah, novel sastra, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa dibagi kedalam empat jenis yaitu prosa naratif, prosa deskiptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif. Prosa memiliki dua macam bentuk, yaitu Roman berupa cerita yang mengisahkan seorang tokoh secara keseluruhan dari lahir sampai akhir hayatnya, dan novel sastra berupa cerita mengisahkan sebagian kehidupan tokoh yang mengubah nasibnya.

2. Puisi, puisi adalah sebuah karya sastra yang dijabarkan menggunakan diksi atau kata-kata pilihan, dengan ciri-ciri  pembahasan yang padat namun indah, biasanya karya puisi secara tidak langsung dapat menimbulkan kecenderungan dari seseorang untuk mempertajam kesadaranya melalui bahasa yang memiliki irama dan makna khusus. puisi merupakan karya sastra yang diungkapkan dengan bahasa yang indah. Contoh dari puisi yaitu seperti sajak, pantun, balada.

Unsur instrinsik puisi

  1. Diksi berupa kata-kata yang dipilih seorang penyair dalam menciptakan puisi. Kata-kata tersebut tentu kata yang mengungkapkan keindahan dan perasaan.
  2. Imajinasi berupa upaya penyair dalam membangkitkan daya imajinasi/khayal pembaca tentang peristiwa atau perasaan yang dialami penyair sehingga pembaca ikut merasakannya.
  3. Majas berupa pengungkapan bahasa yang dipilih penyair untuk memperjelas maksud. Mengungkapkan dengan gambaran/kiasan, membuat kesegaran, dan menimbulkan kejelasan perasaan.
  4. Rima berupa persamaan bunyi dalam puisi yang berguna untuk memperjelas maksud dan menimbulkan keputusan.
  5. Irama berupa pergantian naik-turun, panjang-pendek pengucapan bahasa puisi secara teratur.

Unsur ekstrinsik puisi

puisi diantaranya : seperti pendidikan pengarang, sejarah pengarang, agama pengarang, dan latar belakang pengarang.

Adapun beberapa teknik membaca puisi diantaranya :

  1. Ucapan dan gerakan yang sewajarnya. tidak harus dibuat-buat.
  2. Pelafalannya harus jelas.
  3. Memahami isi puisi dengan baik.
  4. Artikulasi dan intonasi yang tepat.
  5. Memberi jeda tekanan pada kata-kata yang dianggap penting.
  6. Mengeja kata-kata dengan jelas disertai mimic wajah yang sesuai dengan apa yang disampaikan.

3. Drama, berupa sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunkan dialog atau monolog. drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah atau drama yang dipentaskan.

Adapun Macam-macam dari drama, yaitu sebagai berikut:

  1. Komedi berupa cerita yang di dalamnya mengandung humor, candaan yang bisa menghibur penikmatnya.
  2. Tragedi berupa cerita yang di dalamnya mengandung kesusahan atau kesulitan yang dialami oelh tokohnya.
  3. Tragedi komedi berupa cerita yang di dalamnya mengandung kesusahan dan humor/lucu silih berganti.
  4. Opera/musical berupa drama yang diiringi oleh musik sebagai pelengkap pementasan seninya.

Unsur karya sastra

Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya, yaitu:

Unsur Intrinsik karya sastra

Berupa unsur-unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti:

1. Tema dan Amanat adalah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor merupakan tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor merupakan tema yang tidak menonjol. Amanat berupa suatu pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan didalam karya sastra. Amanat dapat juga disebut dengan makna. Makna niatan merupakan makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut.

2. Tokoh dan Penokohan, tokoh dan penokohan adalah pelaku dalam karya sastra, yang terbagi menjadi: Tokoh utama yaitu tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalamkarya sastra, tokoh datar yaitu tokoh yang hanya menunjukan satu sisi, seperti baik saja atau buruk saja, tokoh bulat yaitu tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Dari segi kejiwaan terdapat 2 tokoh yaitu: tokoh introvert yaitu pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya, dan tokoh ekstrovert yaitu pribadi tokoh tersebut ditentukan oleh kesadarannya. Ada pula tokoh Protagonis yaitu tokoh yang disukai pembaca atau penikmat karena sifatnya, tokoh antagonis yaitu tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat karena sifatnya.

3. Alur dan Pengaluran, alur dan pengaluran adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Alur memiliki beberapa bagian, yaitu

  • Awal, perkenalan tokoh – tokoh.
  • Tikaian, konflik yang terjadi di antara tokoh – tokoh pelaku.
  • Puncak, puncak konflik di antara tokoh – tokoh.
  • Leraian, peristiwa konflik mulai mereda dan perkembangan alur mulai terungkap
  • Akhir, ketika seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

4. Latar dan Pelataran, latar/pelataran sama dengan setting, yang berupa tempat atau waktu terjadinya peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar material berupa lukisan latar belakang alam atau lingkungan dimana tokoh berada. Latar sosial ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup.Pelataran ialah cara atau tekhnik menampilkan latar.

5. Pusat Pengisahan, berupa sudut pandang suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita berupa pribadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Terdapat dua pusat pengisahan, pencerita sebagai orang pertama dalam cerita, biasanya sebagai aku. Pencerita sebagai orang ketiga tidak terlibat dalam cerita, ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang serba tahu.

Baca juga: Pengertian singkatan akronim

Unsur Ekstrinsik karya sastra

Berupa unsur-unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk pendekatan diperlikan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, dan lain sebagainya.

Nah itulah artikel definisi karya sastra indonesia. Semoga artikel pengertian kesastraan ini dapat menyelesaikan tugas sekolah kamu ya. Apabila kamu ingin bertanya mengenai novel sastrawan silakan ketik di kolom komentar dibawah. Baca juga: Wartawan adalah

Lain kali admin akan membuat contoh karya sastra dan penjelasannya, ditunggu saja ya.

Baca juga: cerita fiksi?

Posting Komentar untuk "√ 10 Pengertian Karya Sastra Menurut Para Ahli : Ciri, Jenis, Unsur"