Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

√ 5 Pengertian Kekuasaan Menurut Para Dan Perbedaannya Dengan Kepemimpinan

kekuasaan

Faktasantuy - Pengertian kekuasaan. Pada hari ini kita akan membahas materi perbedaan kekuasaan dengan kepemimpinan. Nah apa itu arti kekuasaan? apa pengertian kekuasaan menurut para ahli? Silakan teman-teman simak teori kekuasaan berikut ini ya.

Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu kewenangan yang bisa didapatkan oleh seseorang/kelompok untuk menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak dapat dijalankan melebihi kewenangan yang didapat atau kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku orang/kelompok sesuai dengan keinginan dari pelaku atau Kekuasaan berupa sebuah kemampuan mempengaruhi pihak lain agar berfikir dan perprilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi.

Wajib baca: Pengertian implementasi adalah?

Pengertian Kekuasaan Meurut Para Ahli

Adapun beberapa pengertian kekuasaan menurut para ahli (teori kekuasaan menurut para ahli), yaitu sebagai berikut:

1. Rogers, kekuasaan adalah sebagai kemampuan seseorang yang dapat mengubah orang atau kelompok lain dalam cara yang spesifik, sebagai contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan kerjanya.

2. Ossip K Flechtheim, kekuasaan ialah keseluruhan dari kemampuan, hubungan dan proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak lain untuk tujuan tujuan yang ditetapkan pemegang kekuasaan.\

3. Ramlan Surbakti, pengertian kekuasaan yaitu kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berperilaku dan berfikir sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi.

4. Walterd Nord, definisi kekuasaan adalah sebuah kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi serta dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.

5. Miriam Budiardjo, perbedaan kekuasaan adalah sebuah kemampuan seorang manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya kepada sesoorang/kelompok sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. 

Sifat Kekuasaan

Kekuasaan lebih cenderung korupsi merupakan ungkapan yang sering kita dengar, dalam bahasa Inggris “Power tends to corrupct”. Kekuasan bisa disebutkan melekat pada jabatan ataupun pada diri orang tersebut, penjelasani ini dijabarkan seperti: Position Power, kekuasaan yang ada pada posisi seseorang dalam sebuah organisasi serta Personal Power, kekuasaan yang ada pada pribadi orang sebagai hubungan sosialnya.

Sumber Kekuasaan

Sumber dari kekuasaan ini dapat berupa kedudukan, kekayaan atau kepercayaan. Seperti misal seorang komandan terhadap anak buahnya atau seorang majikannya terhadap pegawainya. Dalam kasus ini bawahan dapat ditindak jika melanggar disiplin kerja atau melakukan tindak korupsi.

Jenis Jenis Kekuasaan

Menurut MacIver terdapat tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan / piramida kekuasaan, yaitu sebagai berikut :

  1. Tipe kasta berupa sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe macam ini biasanya ditemui pada masyarakat berkasta, dimana hampir – hampir tak terjadi gerak sosial vertikal.
  2. Tipe oligarkis masih memuliki garis g1`122`pemisah yang tegas. namun, dasar pembedaan kelas–kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan – kekuasaan tertentu. Bedanya dengan tipe pertama adalah walaupun kedudukan para warga pada tipe kedua masih didasarkan pada kelahiran ascribed status, individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.
  3. Tipe demokratis menunjukkan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobile sekali. Kelahiran seseorang tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang – kadang juga faktor keberuntungan.

Perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan

Kekuasaan seringkali dianggap sebagai persamaan dari kepemimpinan. Padahal kekuasaan tidak dapat disamakan dengan kepemimpinan. Beberapa perbedaan di antara keduanya, yaitu sebagai berikut :

  1. Kekuasaan tidak menuntut kompatibilitas sasaran, melainkan sekedar menuntut ketergantungan sedangkan kepemimpinan menuntut kompatibilitas antara sasaran pemimpin dengan para pengikut.
  2. Kekuasaan dapat digunakan oleh individu atau kelompok untuk mengendalikan individu atau kelompok lain sedangkan kepemimpinan hanya berfokus pada pengaruh ke bawah (bawahan), dan meminimalkan pola pengaruh ke samping atau sejajar dan ke atas.
  3. Guna memperoleh kepatuhan, kekuasaan menekankan pada taktik yang digunakan. Sedangkan kepemimpinan lebih menekankan pada gaya interpersonal.

Legitimasi Kekuasaan

  1. Kekuasaan Bersifat positif, berupa sebuah kemampuan yang dianugerahi oleh Allah kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental. Akan tetapi di dalam kekuasaan tidak semua yang berkuasa memiliki kewenangan, karena kewenangan bersifat khusus.
  2. Kekuasaan Bersifat Negatif, berupa suatu sifat atau waktu dari seseorang yang arogan, apatis, dan egois dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan yang ingin dipegang kekuasaannya dengan cara paksaan atau tekanan baik mental maupun fisik. Pada umumnya seorang pemegang kekuasaan yang memiliki sifat negatif tersebut tidak memiliki kecerdasan intelektual serta emosional yang baik, sebab hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa harus melakukan pemikiran yang tajam dalam pengambilan keputusan, bahkan tidak dapat menjalankan perintah yang mereka perintahkan kepada orang lain yang berada dibawah kekuasaannya sebab keterbatasan daya pikir. Dan umumnya kekuasaan dengan karakter negatif itu hanya mencari keuntungan pribadi/golongan diatas kekuasaannya.

Wewenang Kekuasaan

1. Wewenang Kharismatis (charismatic authority)

berupa suatu wewenang yang didasarkan pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu, pulung) ayang ada pada diri seseorang. Wewenang kharismatis berwujud suatu wewenang untuk diri orang itu sendiri dan dapat dilaksanakan terhadap segolongan orang atau bahkan terhadap bagian terbesar masyarakat.

2. Wewenang Tradisional (traditional authority)

Adapun ciri wewenang tradisional yaitu sebagai berikut:

  • Terdapat ketentuan–ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang memiliki wewenang, serta orang–orang lainnya dalam masyarakat
  • Terdapat wewenang yang lebih tinggi dibandingkan kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi
  • Selama tak ada pertentangan yang terikat dengan ketentuan–ketentuan tradisional, orang–orang dapat bertindak secara bebas.

3. Wewenang Rasional / Legal (rational / legal authority)

berupa wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum disini dipahamkan sebagai kaidah – kaidah yang telah diakui serta ditaati masyarakat dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara.

Hubungan Kekuasaan dan Politik

hubungan kekuasaan dan politik? Influence merupakan sebuah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan perilakunya secara sukarela. Persuasion merupakan sebuah kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu. Force merupakan sebuah  penggunaan tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan, menimbulkan rasa sakit ataupun membatasi pemenuhan kebutuhan biologis pihak lain agar melakukan sesuatu. Coercion merupakan suatu peragaan kekuasaan atau ancaman dan paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan. Dari konsep ini kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya. Apabila seseorang, suatu organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga berbagai badan negara yang relevan misalnya membuat aturan yang melarang atau mewajibkan suatu hal atau perkara, maka mereka mempunyai kekuasaan politik. Contohnya seperti seorang polisi yang bisa menghentikan mobil di jalan, tidak berarti dia memiliki kekuasaan, tetapi dia memiliki kewenangan yang diperolehnya dari UU Lalu Lintas. Sehingga, apabila seorang pemegang kewenangan melaksankan kewenangannya tidak sesuai dengan mandat peraturan yang dijalankan, maka dia telah menyalahgunakan wewenangnya, dan untuk itu dia bisa dituntut dan dikenakan sanksi.

Wajib baca: Pengertian ilmu komunikasi

Contoh Kekuasaan

Contohnya Presiden yang membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada Undang-Undang (objek dari kekuasaan).

Nah itulah artikel rangkuman kepemimpinan dan kekuasaan. Semoga perbedaan kekuasaan dan kepemimpinan ini dapat menyelesaikan tugas sekolah kamu ya. Apabila kamu ingin bertanya mengenai contoh kekuasaan silakan ketik di kolom komentar dibawah. Baca juga: Perbedaan etika dan etiket

Lain kali admin akan membuat contoh kekuasaan dan wewenang, ditunggu saja ya.

Soal pertanyaan tentang kekuasaan wewenang dan kepemimpinan

1. pengertian teori kekuasaan?

2. pengertian kekuasaan politik menurut para ahli?

Posting Komentar untuk "√ 5 Pengertian Kekuasaan Menurut Para Dan Perbedaannya Dengan Kepemimpinan"