Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budaya Organisasi Adalah : Sejarah, Faktor, Tujuan, Ciri & Karakteristik

Budaya Organisasi
Budaya organisasi

Faktasantuy - Pengertian budaya organisasi. Pada hari ini kita akan membahas materi budaya organisasi. Nah budaya organisasi adalah? pengertian budaya organisasi menurut para ahli? fungsi budaya organisasi? sejarah budaya organisasi? Silakan teman-teman simak pengertian budaya organisasi berikut ini ya.

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya membedakan antara masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi maupun dalam bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya pun mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

Adapun pengertian pengertian budaya organisasi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :

1. Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391)

Pengertian budaya organisasi merupakan sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi yang menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

2. Tosi, Cushway dan Lodge (GE : 2000)

Pengertian budaya organisasi sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. 

3. Schein (1992:12)

menyatakan bahwa budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Maka dari itu perlu untuk mengajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

4. Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263)

pengertian budaya organisasi menurut para ahli adalah cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

5. Robbins (1996:289)

menyatakan bahwa pentingnya budaya organisasi yaitu suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi tersebut.

Sejarah/Asal Mula Budaya Organisasi

Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap budaya awal organisasi. Serta tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Bagian kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penciptaan budaya terjadi dalam tiga cara, yaitu: pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan, dan perilaku pendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Jika organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat pada budaya organisasi.

Baca juga: Administrasi kepegawaian adalah?

Faktor Budaya Organisasi

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor budaya organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas termasuk faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.

2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat keyakina serta nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya sopan santun dan kebersihan.

3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

Tujuan Budaya Organisasi

Robbins (2008) menyebutkan bahwa budaya organisasi memiliki beberapa tujuan pada suatu organisasi yaitu sebagai berikut:

  1. Memberi batasan untuk dapat mendefinisikan peran sehingga dapat memperlihatkan perbedaan yang jelas antar organisasi
  2. Memberikan suatu pengertian identitas terhadap sesuatu yang lebih besar dibandingkan dengan minat anggota organisasi secara perorangan
  3. Menunjukkan stabilitas pada sistem social
  4. Memberikan pengertian serta mekanisme pengendalian yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk dapat membentuk sikap serta perilaku anggota organisasi 
  5. Terakhir budaya organisasi dapat membentuk pola pikir serta perilaku anggota organisasi.

Robbins (1996 : 294), menyebutkan adapun beberapa tujuan budaya organisasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Terciptanya perbedaan yang jelas antara satu organisasi dan organisasi yang lain.
  2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
  4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
  5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Tika (2006)menyebutkan memiliki beberapa tujuan budaya organisasi yakni:

  1. Sebagai pembatas perbedaan terhadap lingkungan, organisasi ataupun kelompok lain.
  2. Sebagai perekat bagi staf pada suatu organisasi.
  3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial.
  4. Sebagai mekanisme kontrol didalam memadu dan juga membentuk sikap serta perilaku staf.
  5. Sebagai integrator.
  6. dapat Membentuk perilaku bagi para staf.
  7. Sebagai wadah untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.
  8. Sebagai acuan didalam menyusun suatu perencanaan perusahaan.
  9. ialah Sebagai alat komunikasi.
  10. ialah Sebagai penghambat berinovasi.

Ciri-ciri Budaya Organisasi

Robbins (1996:289) menyebutkan terdapat 7 ciri-ciri budaya organisasi yaitu, sebagai berikut:

  1. Inovasi dan pengambilan resiko. Karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
  2. Perhatian terhadap detail. Karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
  3. Orientasi hasil. Manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
  4. Orientasi orang. Keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
  5. Orientasi tim. Kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
  6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
  7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.

Dari tujuh karakteristik tersebut, maka diperolehlah gambaran majemuk dari budaya perusahaan yang baik itu. Gambaran inilah yang menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

Karateristik Budaya Organisasi

Terdapat tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi. Yaitu sebagai berikut:

  1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
  2. Perhatian pada hal-hal rinci. Karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
  3. Orientasi hasil. Manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
  4. Orientasi orang. keputusan-keputusan manajemen mempertimbang kan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
  5. Orientasi tim. Kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
  6. Keagresifan. Orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
  7. Stabilitas. Kegiatan-kegiatan organisasi menekankan pertahanan status dalam perbandingannya.

Nilai dominan dan subbudaya organisasi

Sebagian besar organisasi memiliki budaya yang dominan serta banyak sub-sub budaya. Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas anggota organisasi. Apabila berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut mengacu pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi. Sub budaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik.

Apabila organisasi tidak memiliki budaya yang dominan dan hanya tersusun atas banyak sub budaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan berkurang secara signifikan karena tidak ada keseragaman penafsiran mengenai apa yang merupakan perilaku semestinya dan perilaku yang tidak semestinya. Aspek makna bersama dari budaya inilah yang dijadikan sebagai alat potensial untuk menuntun dan membentuk perilaku. Hal inilah yang memungkinkan seseorang untuk mengatakan, misalnya, bahwa budaya Microsoft menghargai keagresifan dan pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan Microsoft. Tetapi, kenyataan yang tidak dapat diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai subbudaya yang bisa mempengaruhi perilaku.

Dimensi Budaya Organisasi

Budaya organisasi tersebut dapat dirasakan keberadaannya dengan melalui perilaku anggota didalam organisasi tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari pola dan juga cara-cara berpikir, merasa, menanggapi serta menuntun para anggota organisasi didalam mengambil keputusan ataupun kegiatan-kegiatan lainnya dalam suatu organisasi.

Robbins (2008) menyatakan bahwa pelaksanaan suatu budaya perusahaan yang baik dapat dikaji dengan dimensi budaya organisasi. Dimensi budaya organisasi tersebut tidak ditetapkan secara mudah melainkan dengan berdasarkan studi empiris. Studi empiris tersebut biasanya tidak dilakukan dengan menggunakan sampel kecil melainkan dengan menggunakan sampel besar yang melibatkan beberapa organisasi.

yang Hasilnya tidak ditemukan dimensi budaya yang berlaku pada secara umum. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa memahami budaya organisasi dengan melalui dimensi-dimensinya dapat menggambarkan suatu budaya organisasi dari suatu organisasi tersebut.

Pembentukan Budaya Organisasi

Robbins (2008) berpendapat ialah bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat pembentukan budaya organisasi. Sekali terbentuk, budaya tersebut cenderung berakar, sehingga menjadi sulit bagi para manager untuk dapat mengubahnya. Budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendiri,yang kemudian budaya tersebut sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan didalam merekrut atau mempekerjakan anggota organisasi. Tindakan dari manajemen puncak tersebut akan menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan juga tidak. Tingkat kesuksesan didalam mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada suatu kecocokan nilai-nilai staf baru dengan nilai-nilai organisasi didalam proses seleksi ataupun pada preferensi manajemen puncak akan dapat metode-metode sosialisasi.

Nah itulah artikel budaya perusahaan. Semoga ,,, ini dapat menyelesaikan tugas sekolah kamu ya. Apabila kamu ingin bertanya mengenai lingkungan dan budaya organisasi silakan ketik di kolom komentar dibawah. Baca juga: Frontliner adalah

Lain kali admin akan membuat contoh budaya organisasi dan budaya kinerja, ditunggu saja ya.

Pertanyaan budaya organisasi:

1. sebutkan budaya kerja masyarakat digital

Posting Komentar untuk "Budaya Organisasi Adalah : Sejarah, Faktor, Tujuan, Ciri & Karakteristik"